Sunday, May 12, 2013

Untukmu, wanita pendampingku dipelayaran ini..



Dears:  Wanita pendampingku dipelayaran ini…


Sekarang kita sudah berlayar bersama..
Masih ingatkah kamu malam itu??
Malam disaat kita berada dititik koordinat 28042013:00.10
Malam yang membuatku berubah dari lelaki pesimistis menjadi lelaki romantis dengan setangkai bunga mawar..
Malam yang membuatku berubah dari lelaki oportunis menjadi lelaki puitis..
Malam yang membuatku menjadi lelaki pemberani saat memintamu untuk mendampingiku..

Tahukah kamu??
Malam itu rasanya tidak ada benua yang terlalu jauh untuk dijalani, tidak ada gunung yang terlalu tinggi untuk didaki dan tidak ada samudra yang terlalu luas untuk diseberangi..
Dan disaat kamu mengIYAkan mau mendampingiku, Sungguh .. hal itu cukup membuatku bahagia..

Ditulisan ini aku ingin memberitahukan padamu.. yaa padamu.. wanita yang saat ini sudah menjadi pendampingku..

Tugasmu bukan lagi hanya mengarahkanku saja, tapi kini sudah ku beri kepercayaan penuh untuk kamu menggantikan aku dalam menentukan TUJUAN AKHIR pelayaran kita ini..

Kamu tak perlu takut dan risau saat mendampingiku..

Aku akan tetap membimbingmu, jika ditengah perjalanan nanti kamu kebingungan harus berbelok kemana..

Aku akan tetap disampingmu, membantumu, mengingatkanmu disaat meluruskan arah yang akan kita tuju..

Aku juga tak akan pernah lelah untuk mengingatkanmu jika salah dalam menentukan titik koordinatnya.

Aku akan selalu membantumu menaikkan atau menurunkan titik koordinat yang menurutku lebih baik jika kamu bimbang menentukannya ditengah pelayaran kita nanti..

Pelayaran kita baru dimulai sayaaang, semua masih terasa INDAH bukan? Terasa tenang karena kita belum menemukan ombak-ombak besar yang menghalangi perjalanan kita..

Untuk itu aku ingin mengingatkanmu agar tidak terlalu berlebihan saat sedang merasa bahagia.. Karena disaat rasa bahagia itu sudah berlebihan, tentunya yang kamu rasakan hanya kesenangan saja dan kamu tak akan tahu lagi rasanya SEDIH.. Ingatlah sayang.. kesenangan terus menerus akan menutup hatimu menjadi beku.. 

Namun dalam perjalanan ini kamu juga jangan terlalu serius dalam menjalankan kapalnya, karena terlalu serius itu terkadang ngga bagus. Kasihan ribuan sel-sel sarafmu jadi tegang karena harus bekerja extra..

Diluar semua hal itu, kamu harus tahu dari sekarang bagaimana keadaanku..
Yaaa..Keadaanku,, keadaan Sang Nahkoda yang malam itu tak punya malu saat memintamu agar mau mendampingi.. keadaan Sang Nahkoda yang kini sudah jadi pendampingmu…

Aku memang tak sebaik Nabi Muhammad, aku tak setampan Nabi Yusuf, aku juga tak sekaya Nabi Sulaiman. Aku hanyalah manusia akhir zaman yang berusaha untuk sebisa mungkin membuat orang yang sayang dan cinta kepadaku, tidak akan menyesal nantinya karena telah MEMILIHKU..

Kamu tak perlu ragu akan pelayaran kita ini sayaaang…

Kamu juga tak perlu menjanjikan apa-apa untukku..

Karena akupun tidak akan meminta apa-apa dari kamu, kamu mau mendampingi dan aku bisa mendampingimu saat ini pun sudah cukup untukku. Biarkan waktu yang akan menjawab, “APAKAH  AKU PANTAS MENUNTUT SESUATU DARI KAMU ATAU TIDAK NANTINYA”

Kamu tak perlu tanyakan mengapa dan kenapa di antara beberapa nahkoda lain tetapi hatimu bisa jatuh ke hati nahkoda yang tak memiliki apa-apa sepertiku..

Karena hatiku ini bagaikan bumi yang memiliki medan magnet, yang berbanding tegak lurus dengan massa dan gaya sentripugal, yang menyebabkan siapapun, yang sudah lama mengenal bumi pasti akan jatuh cinta dengan keindahannya..

Maafkan aku..
Maafkan aku, jika nanti ditengah perjalanan yang kita lalui bersama kamu merasa bosan saat mendampingiku..
Maafkan aku, jika nanti aku tidak  bisa memberikan apa yang kamu inginkan..
Maafkan aku, jika nanti kenyataan yang kamu dapatkan diperjalanan ini tidak sebanding dengan harapanmu sebelumnya..
Maafkan aku, karena dari awal harus ku katakan bahwa “aku tidak bisa mendidikmu seperti Nahkoda-nahkoda lain yang menjanjikanmu akan didikan mereka..
Ketahuilah..

Aku hanyalah seorang nahkoda biasa, aku bukan guru dan aku belum pantas untuk mendidikmu karena akupun masih perlu dididik.. tapi kita akan sama-sama belajar untuk lebih baik agar tidak seperti orang yang kurang di didik nantinya..

Akan berakhir dengan TUJUAN seperti apa?? Akan menjadi MASA LALU atau MASA DEPAN hanya Allah yang tahu..

Pelayaran ini memang baru saja kita mulai, pelayaran ini belum terasa memberatkan tapi tentunya kita sama-sama tahu bahwa didepan sana sudah terlihat ombak-ombak besar yang akan menjadi penghalang kita dalam menentukan TUJUAN AKHIR nantinya. 

Kamu TETAP tidak perlu takut sayaang….

Selama kita bisa saling mengingatkan, saling percaya, saling berkomunikasi, saling melengkapi, Insyaallah  kita pasti bisa melewati semua penghalang itu bersama. Tak peduli berapa puluhan hari yang harus ku lewati, berapa ratusan menit yang harus kulalui.. karena yang kurasakan saat ini DENGANMU, waktu yang lama terasa lebih cepat.. Dan Cukuplah Allah yang menjadi sebaik-baiknya Penerang, Pelindung dan Pengawas dalam pelayaran kita ini yaaaa…

Baiklah.. aku sudah tidak bisa berbicara banyak lagi padamu..

Karena yang terpenting saat ini bagaimana kita bisa menjalani pelayaran ini, bukan hanya sekedar teori atau kata-kata saja..
Dan ini yang terakhir, penutup dari suratku ini..
Cukup kamu tahu sayaaang...

Sebingung dan sesakit apapun kamu nanti dalam mengarahkan pelayaran ini, meskipun aku tidak bisa selalu disampingmu, kamu tak perlu takut karena hadirku akan selalu menemanimu lewat udara yang kita hirup bersama lewat nafasku..

                                                                                                         Dikirim Lewat perahu kertasmu..
         
                                                                                                                    
                                                                                                                 Sang Nahkoda hatimu

 


No comments:

Post a Comment