Dears:
Wanita pendampingku dipelayaran ini…
Sekarang
kita sudah berlayar bersama..
Masih
ingatkah kamu malam itu??
Malam
disaat kita berada dititik koordinat 28042013:00.10
Malam yang
membuatku berubah dari lelaki pesimistis menjadi lelaki romantis dengan
setangkai bunga mawar..
Malam
yang membuatku berubah dari lelaki oportunis menjadi lelaki puitis..
Malam
yang membuatku menjadi lelaki pemberani saat memintamu untuk mendampingiku..
Tahukah
kamu??
Malam itu
rasanya tidak ada benua yang terlalu jauh untuk dijalani, tidak ada gunung yang
terlalu tinggi untuk didaki dan tidak ada samudra yang terlalu luas untuk
diseberangi..
Dan disaat
kamu mengIYAkan mau mendampingiku, Sungguh .. hal itu cukup membuatku bahagia..
Ditulisan
ini aku ingin memberitahukan padamu.. yaa padamu.. wanita yang saat ini sudah
menjadi pendampingku..
Tugasmu bukan lagi hanya mengarahkanku saja,
tapi kini sudah ku beri kepercayaan penuh untuk kamu menggantikan aku dalam
menentukan TUJUAN AKHIR pelayaran kita ini..
Kamu tak perlu
takut dan risau saat mendampingiku..
Aku akan
tetap membimbingmu, jika ditengah perjalanan nanti kamu kebingungan harus
berbelok kemana..
Aku akan
tetap disampingmu, membantumu, mengingatkanmu disaat meluruskan arah yang akan
kita tuju..
Aku juga
tak akan pernah lelah untuk mengingatkanmu jika salah dalam menentukan titik
koordinatnya.
Aku akan
selalu membantumu menaikkan atau menurunkan titik koordinat yang menurutku
lebih baik jika kamu bimbang menentukannya ditengah pelayaran kita nanti..
Pelayaran kita baru dimulai sayaaang, semua
masih terasa INDAH bukan? Terasa tenang karena kita belum menemukan ombak-ombak
besar yang menghalangi perjalanan kita..
Untuk itu
aku ingin mengingatkanmu agar tidak terlalu berlebihan saat sedang merasa bahagia..
Karena disaat rasa bahagia itu sudah berlebihan, tentunya yang kamu rasakan
hanya kesenangan saja dan kamu tak akan tahu lagi rasanya SEDIH.. Ingatlah sayang.. kesenangan terus menerus
akan menutup hatimu menjadi beku..
Namun
dalam perjalanan ini kamu juga jangan terlalu serius dalam menjalankan
kapalnya, karena terlalu serius itu terkadang ngga bagus. Kasihan ribuan sel-sel sarafmu jadi tegang karena harus bekerja extra..
Diluar
semua hal itu, kamu harus tahu dari sekarang bagaimana keadaanku..
Yaaa..Keadaanku,,
keadaan Sang Nahkoda yang malam itu tak punya malu saat memintamu agar mau
mendampingi.. keadaan Sang Nahkoda yang kini sudah jadi pendampingmu…
Aku memang tak sebaik Nabi Muhammad, aku tak
setampan Nabi Yusuf, aku juga tak sekaya Nabi Sulaiman. Aku hanyalah manusia
akhir zaman yang berusaha untuk sebisa mungkin membuat orang yang sayang dan
cinta kepadaku, tidak akan menyesal nantinya karena telah MEMILIHKU..
Kamu tak
perlu ragu akan pelayaran kita ini sayaaang…
Kamu juga
tak perlu menjanjikan apa-apa untukku..
Karena akupun tidak akan meminta apa-apa dari
kamu, kamu mau mendampingi dan aku bisa mendampingimu saat ini pun sudah cukup
untukku. Biarkan waktu yang akan menjawab, “APAKAH AKU PANTAS MENUNTUT SESUATU DARI KAMU ATAU
TIDAK NANTINYA”
Kamu tak
perlu tanyakan mengapa dan kenapa di antara beberapa nahkoda lain tetapi hatimu
bisa jatuh ke hati nahkoda yang tak memiliki apa-apa sepertiku..
Karena hatiku ini bagaikan bumi yang memiliki
medan magnet, yang berbanding tegak lurus dengan massa dan gaya sentripugal,
yang menyebabkan siapapun, yang sudah lama mengenal bumi pasti akan jatuh cinta
dengan keindahannya..
Maafkan
aku..
Maafkan
aku, jika nanti ditengah perjalanan yang kita lalui bersama kamu merasa bosan
saat mendampingiku..
Maafkan aku,
jika nanti aku tidak bisa memberikan apa
yang kamu inginkan..
Maafkan
aku, jika nanti kenyataan yang kamu dapatkan diperjalanan ini tidak sebanding
dengan harapanmu sebelumnya..
Maafkan
aku, karena dari awal harus ku katakan bahwa “aku tidak bisa mendidikmu seperti
Nahkoda-nahkoda lain yang menjanjikanmu akan didikan mereka..
Ketahuilah..
Aku hanyalah seorang nahkoda biasa, aku bukan
guru dan aku belum pantas untuk mendidikmu karena akupun masih perlu dididik..
tapi kita akan sama-sama belajar untuk lebih baik agar tidak seperti orang yang
kurang di didik nantinya..
Akan berakhir dengan TUJUAN seperti apa??
Akan menjadi MASA LALU atau MASA DEPAN hanya Allah yang tahu..
Pelayaran
ini memang baru saja kita mulai, pelayaran ini belum terasa memberatkan tapi
tentunya kita sama-sama tahu bahwa didepan sana sudah terlihat ombak-ombak
besar yang akan menjadi penghalang kita dalam menentukan TUJUAN AKHIR nantinya.
Kamu
TETAP tidak perlu takut sayaang….
Selama
kita bisa saling mengingatkan, saling percaya, saling berkomunikasi, saling
melengkapi, Insyaallah kita pasti
bisa melewati semua penghalang itu bersama. Tak peduli berapa puluhan hari yang
harus ku lewati, berapa ratusan menit yang harus kulalui.. karena yang
kurasakan saat ini DENGANMU, waktu yang
lama terasa lebih cepat.. Dan Cukuplah Allah yang menjadi sebaik-baiknya
Penerang, Pelindung dan Pengawas dalam pelayaran kita ini yaaaa…
Baiklah..
aku sudah tidak bisa berbicara banyak lagi padamu..
Karena
yang terpenting saat ini bagaimana kita bisa menjalani pelayaran ini, bukan
hanya sekedar teori atau kata-kata saja..
Dan ini
yang terakhir, penutup dari suratku ini..
Cukup
kamu tahu sayaaang...
Sebingung dan sesakit apapun kamu nanti dalam
mengarahkan pelayaran ini, meskipun aku tidak bisa selalu disampingmu, kamu tak
perlu takut karena hadirku akan selalu menemanimu lewat udara yang kita hirup
bersama lewat nafasku..
Dikirim
Lewat perahu kertasmu..
Sang Nahkoda hatimu