Thursday, December 5, 2013

Hanya Mencintaimu.....




“Siapa yang bisa mengelak disaat Allah sudah berkehendak? Mau dilabuhkan pada siapa? Diri ini tidak pernah meminta” 

Hey kamu, lelaki yang selalu aku rindukan tiap harinya..

Entah mengapa semakin sering kita bertengkar, semakin takut rasanya aku kehilanganmu. Aku ingin sedikit bercerita tentang berbagai macam rasa yang aku rasakan akhir-akhir ini bersamamu.  Sejak 219 hari yang lalu, kamu benar-benar menyelip dalam relung hatiku. Kamu menjadi sosok baru yang sangat menarik jika kunikmati dari berbagai sisi. Aku hanya ingin kamu tahu, kamu sudah jadi seseorang yang kuhargai keberadaannya, ku tunggu pesan singkatnya, ku rindukan suaranya, ku rindukan kehadirannya, ku rindukan senyumnya, ku rindukan nasihatnya, kurindukan gombalannya,kurindukan perumpamaan “BERLAYARnya”,  ku rindukan semangatnya, dan ku rindukan sapaan pagi dan penutup malamnya.

Sejak setahun yang lalu kita berkenalan. Saat itu sudah mulai ada tambahan namamu didaftar kontak handphone yang ku punya. Sudah ada namamu memenuhi kotak masuknya, sudah ada namamu didaftar pertemanan jejaring sosialku. Kita sudah mulai beberapa kali bertukar cerita, mendengarkan suara satu sama lain, tapi aku BENAR-BENAR tak ingin membayangkan bahkan membawa hubungan kita saat itu kejenjang lebih serius. Cukup jadi teman. Hingga akhirnya kita semakin jauh dan hanya berbasa-basi tak jelas jika secara kebetulan bertemu dijejaring sosial. Masih menjadi TEMAN…

Lalu, setahun kemudian sosokmu muncul kembali secara tiba-tiba dengan beberapa cerita baru. “lama tak bertemu, sekalinya bertemu rasanya seperti pertama kali bertemu”. Tidak ada ketegangan saat itu, hanya rasa canggung dan begitu banyak pertanyaan diotak ingin ku ucapkan, tentang tujuan hadirnya kembali dirimu.

Hampir seminggu sekali kita bertemu hanya untuk menikmati malam dengan jalan-jalan yang tak jelas tujuannya. Hampir setiap hari komunikasi kita berlangsung meskipun itu mungkin hanya berbasa-basi mengisi kekosongan. Kamu mulai menjadi bagian dihari-hariku, jadi tawa yang membawa ketenangan sebelum tidur malamku. Tak hanya itu, kamu dan aku rela terlelap hingga subuh hanya karena tak ingin saling melepaskan baik lewat SMS ataupun lewat TELEPON. Terlalu terburu-buru kah aku jika menyebut semua itu CINTA? Jika terlalu terburu-buru, lalu apa namanya perasaan tak ingin melepaskan, meskipun ku sadar saat itu kamu tidak mungkin ada didalam genggamanku.

“Doa akan terjawab seiring berjalannya waktu”

Lewat cara-Nya kita dipertemukan dan lewat cara-Nya pula kita dipersatukan, hingga saat ini Alhamdulillah kita masih diizinkan bersama. Hingga saat ini masih dipercaya untuk mendampingimu, hingga saat ini rasa sayang dan cinta masih tertuju padamu..
Tentu tak bisa ku tutupi bahwa semakin hari semakin banyak intrik dihubungan kita ini. Normalkah intrik itu sayaang? Terkadang aku teramat yakin bisa melewati satu persatu intrik itu dan terkadang pula munculnya intrik itu melumpuhkan semua rasa dihatiku dan membuat sungai kecil diujung mata ini tanpa sengaja menetes. Tapi tahukah kamu sayang?? Semakin seringnya kita bisa melewati intrik itu bersama, semakin besar pula rasa cintaku untukmu, semakin takut pula aku kehilanganmu, aku takut kehilanganmu…

Sabarlah sayaang.. 
kita sama-sama sedang berproses. Tutupi kekuranganku dengan kelebihan yang ada pada dirimu, begitu pula aku akan menutupi kekuranganmu dengan kelebihan yang aku punya..

sabarlah sayaang..
kita sama-sama sedang berproses, menyusuri waktu bersama untuk lebih mengenal lagi satu sama lain. Tentu hal yang biasa jika banyak kejutan-kejutan tak terduga muncul saat proses mengenal itu…

sabarlah sayaang..
untuk terus mendampingiku, menutupi kekuranganku, menegurku jika ku salah, meluruskanku jika ku keliru.

“Aku ingin hanya kau yang ada disampingku, menemani perjuanganku, perjuangan kita berdua menuju kehidupan selanjutnya, menuju saat yang indah itu..”

Aku mencintaimu…setiap harinya semakin mencintaimu.. entah mengapa Sang Pemilik Rasa menghadirkan rasa itu agar tertuju padamu.. aku tak bisa menghindarinya, aku tak bisa mengelaknya..

Aku tak bisa memberikan alasan mengapa aku mencintaimu, bahkan aku tak akan pernah bisa mengungkapan semua rasa itu, cukuplah tulisan ini yang mewakili semua rasa. Cukuplah waktu yang akan memberi tahu padamu bahwa semua rasa itu ada..
                                                                                    
“Karena yakinku bila kita tertakdir bersama, hati kita selalu bersahutan untuk saling memanggil satu sama lainnya”






Aku tidak ingin cemburu, sayang..


Seiring berjalannya waktu, bagaimana jika aku mulai merasakan berkurangnya waktumu untuk bersamaku dan berkurangnya segala perhatianmu untukku...

Selama menjalani hubungan, aku pikir tidak akan ada yang namanya rasa cemburu berlebihan terhadapmu. Karena dari awal sebisa mungkin aku memberikan kepercayaan penuh untukmu..

Apakah karena kamu tidak tampan?

Tentu saja bukan karena itu. Meskipun aku memilihmu bukan karena wajah atau penampilan luar, namun aku akui betapa menariknya kamu saat itu. Ini terbukti dari banyaknya perempuan yang pernah jatuh hati dan cukup lama menjalani hubungan denganmu sebelum bersamaku saat ini..

Aku selalu mendengarkan tiap kali kamu sengaja atau tidak sengaja menceritakan bagaimana dulu kamu dan perempuan-perempuan itu saat masih bersama dalam suatu hubungan. Aku mencoba tetap tersenyum setiap kali kamu menceritakan bagaimana PENURUT dan begitu PERHATIAN nya mereka dan jelas itu tidak seperti diriku. Saat itu tak ada sedikitpun cemburu menyelinap dihatiku..

Apakah aku terlalu percaya diri?

Aku pikir tidak. Sebaliknya aku cukup tahu diri dengan wajah dan kelebihan di diri ini yang pas-pasan. Entahlah, tapi aku yakin kamu mencintaiku apa adanya. Dan beberapa sikapmu selama ini jelas cukup membuat ketenangan untukku.

Sebelum akhirnya benar-benar bisa denganmu, tentu kamu masih ingat tiap prosesnya kan? Proses dari awal kita bisa kenal lalu kamu menghilang tanpa alasan yang jelas, sampai pada akhirnya kita dipertemukan lagi untuk kedua kalinya. Dengan banyaknya pertukaran obrolan yang menemani kedekatan kita saat itu, tidak jarang kita sering bergombal ria, berjalan bersama tanpa tujuan, memberikan perhatian-perhatian kecil.. Arggh.. Aku masih ingat betul saat-saat itu. Walaupun yang kita lakukan tersebut hanya becandaan dan bukan keseriusan, tapi aku senang bisa dekat lagi denganmu saat itu..

Dan kini setelah ratusan hari aku mendampingimu, sungguh begitu banyak macam rasa yang kurasakan. Aku terlalu bahagia memilikimu sayang… dan rasa berlebihan itu membuatku percaya sepenuhnya terhadapmu, rasa berlebihan itu membuatku tidak ingin cemburu, rasa berlebihan itu membuatku terlalu yakin bahwa kamu pasti mengerti alasanku disaat perhatian yang kuberikan padamu sangat berbeda, tidak seperti yang kamu dapatkan dari perempuan-perempuan lain yang lebih dulu bersamamu..

Tapi kini aku merasakan ada yang berbeda diantara kita. Aku seperti kehilangan kamu yang dulu. Entah rasa ini apa namanya. Namun terkadang rasa itu cukup membuatku sesak, tidak bisa tidur, gelisah bahkan seringkali membuatku meneteskan air mata..

Salahkah aku bila rasa itu itu hadir saat ini? Aku sendiri tidak mengerti mengapa harus ada rasa itu didalam diri ini..

Apa karena sayang dan cintaku yang sudah berlebihan padamu?

Dalam pilu dan sedihku ada rasa perih yang menyayat lambung, dan kusimpulkan rasa itu CEMBURU.. Aku menyimpan cemburu pada kesibukan dan pekerjaanmu..

Aku tahu, aku bukanlah wanita sempurna yang menjadi pilihanmu. Dan sebelum kita bersama, tentu kau tahu bahwa aku bukan orang yang mudah sekali cemburu!! Disaat kini tlah bersamamu, aku berharap bahwa diriku masih menjadi aku yang lama. Yang tak mudah cemburu terhadapmu..

Aku tak mau mempunyai beban disaat kamu harus bersama wanita lain selain diriku, aku tak mau mempunyai beban disaat kamu berkeluh kesah tentang hidupmu, dan aku tak mau punya beban berupa cemburu disaat menerima tumpahan perasaanmu, saat kamu menceritakan perempuan-perempuan yang pernah kamu cintai. Aku ingin aku tetap rela, bila waktumu kau gunakan bukan dengan diriku, aku ingin bisa menerima apa adanya dirimu dengan segala macam kebiasaan, kegiatan dan hobimu.

Tapi…

Tapi aku hanya wanita yang terlalu biasa sayang..
Aku tak ingin cemburu padamu, tapi nyatanya aku sering sekali merasakan itu tanpa kamu mengetahuinya..

Aku hanya wanita yang terlalu biasa sayang…
Aku tak bisa mendengar dan melihatmu merasa kelelahan karena kesibukanmu..
Dan aku sangat tidak bisa lagi jika mendengar kamu tiba-tiba sakit karena kesibukanmu itu…


Sejujurnya..akupun tidak bisa jika mengetahuimu direpotkan oleh orang lain..
Aku tidak bisa mendengar disaat ada orang lain yang merendahkanmu ataupun menyakiti hatimu..
Aku tidak bisa melihatmu susah karena orang lain..entah karena alasan kebaikan atau apapun itu..

Aku tidak bisa sayaang..

Saya wanita yang terlalu biasa...




Sudah cukup lama saya mencoba melihat, tidak hanya ke dalam hati sendiri, melainkan mencoba masuk ke dalam hati perempuan-perempuan lain lewat kisah yang mereka ceritakan kepada saya. Sampai hari ini pun saya masih mengingat jelas berbagai kisah tersebut..

Terkadang kisah-kisah tersebut membuat saya menangis disaat saya teringat dan disaat saya mencoba merasakan bagaimana jika mengalami sendiri kisah itu..

Dibalik senyum perempuan, ternyata banyak kesedihan yang dia sembunyikan..
Dibalik tegarnya perempuan, ternyata banyak kelemahan yang dia sembunyikan..
Dibalik air mata perempuan, ternyata banyak cerita yang dia sembunyikan..

Lalu, Bagaimana jika aku yang merasakannya..

Cinta yang tiba-tiba lepas dari genggaman karena memang sudah tak ada cinta dan sayang terlihat dalam hubungan tersebut...

Cinta yang lepas dari genggaman karena hadirnya orang ke-3, ke-4 dan seterusnya..

Cinta yang harus lepas dari genggaman karena tidak adanya restu dari orang tua untuk melanjutkan hubungan..

Dan bagaimana jika orang tercinta yang sudah cukup lama menemani hari-hari, kemudian اَللّÙ‡ُ memintanya kembali kehadapan-Nya.. Siapkah menerima semua itu??

Ikhlaskah??

Siapkah secara iman??

Semua pemikiran itu membuat saya takut. Saya takut karena sadar akan iman dan keikhlasan yang tidak seberapa.

Saya ragu akan kemandirian, karena sudah cukup lama saya merasa dimanjakan, merasa sangat dibantu dalam segala hal dan itu membuat saya jadi tergantung sama pasangan..

Sungguh bukan perkara mudah mempelajari ilmu Ikhlas..
Sungguh bukan perkara mudah untuk benar-benar merasa SIAP saat menerima apapun takdir-Nya..
Sungguh bukan perkara mudah, karena saya wanita yang terlalu biasa dan masih minim sekali ilmu..

Sungguh bukan perkara mudah, karena itu saya semakin menyadari kebutuhan dan ketergantungan kepada Allah sedemikan besarnya..

Padahal cuma..



Padahal cuma update status, kalian bilang itu curahan hati yang seakan-akan sedang saya rasakan.

Padahal cuma bercakap-cakap lewat bbm, lewat sms, lewat telepon tapi kalian bilang itu pasti ada macam-macam.

Padahal cuma saling sapa dengan orang yang dulu faktanya memang pernah dekat, kalian bilang itu membuka celah.

Padahal cuma menceritakan seseorang yang pernah ada dimasa lalu, kalian bilang saya terlalu bersemangat menceritakan masa lalu dan belum bisa MOVE ON.

Terus siapa yang harusnya menjaga hati??

“Sama-sama belajar saja jaga hati dan pikiran masing masing deh, karena belum tentu yang kalian pikirkan itu sama dengan kenyataan. dan belum tentu kenyataan itu sm seperti yg kalian pikirkan..”

Sama sepertimu..



Aku akan melakukan hal yang sama sepertimu. Membiarkan takdir yang mengalir dan memutuskan “apakah kita akan kembali bersama, atau justru kita akan berpisah selamanya?” saat hari itu tiba, aku berharap, kebahagiaan bisa menjadi milik kita berdua, meskipun jalan yang kita tempuh mungkin berbeda. (28.04)

Masa Lalu kita...



“ada mereka di masa lalumu, dan ada mereka di masa laluku. Namun tak apa, InsyaAllah masa depan ada untuk aku dan kamu ya :)”

Masa lalu biarlah masa lalu..

Aah kata-kata itu memang mudah sekali diucapkan tapi nyatanya tidak mudah untuk dilewati. Tidak bisa dipungkiri, masa lalu adalah masa yang pernah di lewati, masa yang telah meninggalkan cerita dan kenangan, baik itu kenangan pahit maupun kenangan indah tetap saja DISEBUT kenangan. Sedangkan masa depan masih dalam bayangan, masih dalam rancangan, masih bisa ditebak-tebak dan pada akhirnya hanya Allah saja yg tau akan seperti apa masa depan itu..

Mungkin alasan itu yang terkadang membuat seseorang sulit untuk MOVEON dari kisah lamanya. Karena masa lalu selalu berhubungan dengan yang namanya kenangan dan mungkin memang masa lalu lebih menarik untuk dikenang dibandingkan hanya membayangkan masa depan.

Namun sampai kapan mau terbelenggu sama masa lalu? Sampai kapan masih jalan ditempat dan ngga berani maju untuk merangkai masa depan? Sampai kapan??