Walau perjalanannya terjal, penuh dengan ancaman gelombang ombak, dan tak tentu arah, tapi terasa menyenangkan karena aku tau, kita sedang menjalankan perahu kita menuju impian..^.^
Mungkin tulisan ini terlihat
berlebihan alias lebay saat ada siapapun yang membacanya.. Lebay banget
berlayar, berlayar dimana? Lautan? Iyalah namanya berlayar itu dilautan, masa
iya didaratan.. tapi itu hanya sebagai perumpamaan. Ngerti perumpamaan ngga?
Kalau ngga ngerti cek kamus Bahasa Indonesia dulu sana, cari arti perumpaan itu
apa…hhhee
Ini hanya bagian kecil dari kisah
perjalanan hidup yang aku sendiripun belum tahu akan berakhir seperti apa..
Sebuah kisah perjalanan yang bisa
terjadi tentu karena bagian dari RENCANA ALLAH atas hidup ini..
Setahun yang lalu aku dikenalkan
oleh seorang NAHKODA lewat salah satu teman terbaikku.. Nahkoda yang sudah
jelas sering melakukan perjalanan bersama pendampingnya mengililingi lautan
untuk sebuah TUJUAN.. dan akupun sama halnya dengan NAHKODA itu, aku pernah
beberapa kali melakukan perjalanan bersama NAHKODA lain namun tidak pernah
sampai pada TUJUAN, dikarenakan selalu kalah dengan ancaman ombak selama
perjalanan dan mungkin memang Allah belum mengizinkanku untuk mencapai TUJUAN
tersebut bersama Nahkoda-Nahkoda itu..
Setelah proses perkenalan itu
semua masih terlihat biasa saja, belum muncul perasaan apapun, belum muncul
keinginan apapun dan niat apapun.. ya
mungkin pada saat itu Sang Nahkoda yang
baru dikenalkan padaku juga masih punya banyak urusan dengan para pendamping
sebelumnya. Dan aku sendiri, sudah tahu tidak pernah sampai pada TUJUAN, tapi
masih memaksakan diri melakukan perjalanan dengan Nahkoda sebelumnya.. Jadi
wajar saja jika saat itu Allah belum memberikan ketertarikan dan waktu yang
cukup banyak untuk aku dan Sang Nahkoda itu kenal lebih dekat.
Seperti
kutipan yang ada di Perahu Kertas..
“ Tanpa
kekosongan, siapa pun tidak akan bisa memulai sesuatu”
Kini setelah setahun berlalu,
lewat rencana-Nya Allah mendekatkanku lagi dengan Sang Nahkoda itu.. Ngga mau
GR sih, tapi sekarang sudah ada sedikit rasa berharap. Berharap apa? Namanya
dikenalkan sama seorang Nahkoda, harapannya pasti ngga jauh karena ingin
melakukan perjalanan bersamanya dong :D :D
Awalnya bingung harus
menyampaikan keinginan dihati ini ke Sang Nahkoda itu dengan cara yang
bagaimana agar tidak terlihat terlalu memaksa dan mengumbar rasa seperti
MURAHAN.. Sedangkan kemampuan lebih didiri ini hanya lewat tulisan.. Masa iya
mau menyampaikan semua yang dirasa lewat tulisan, kalau Sang Nahkoda itu
mengerti dan ngga salah mengartikan saat membacanya…
Akhirnya aku coba lagi
menceritakan semua keinginan yang kurasa pada teman terbaikku. Teman yang
memperkenalkan aku dengan Sang Nahkoda itu dulu.. Aku menceritakan semua apa
adanya, dan jawaban temanku itu masih sama “Doa
akan terjawab seiring berjalannya waktu” hmmm.. hanya itu dan beberapa
kata-kata tambahan yang membuatku semakin yakin akan keinginanku melakukan
perjalanan dengan Sang Nahkoda itu..
Namun hal itu juga belum mampu
menggerakkan langkahku untuk memulai lebih dahulu pembicaraan tentang keinginan
perjalanan itu, walaupun teman terbaikku itu mencoba meyakinkan, tetap saja “wanita itu memang sifat dasarnya
pemalu” dan wanita itu indah karena rasa malunya..hheee
Pasrah dan hanya bisa
mengembalikkan semua itu pada Allah.. Karena Allah yang memiliki Dunia ini,
karena hanya Allah yang memiliki semua hati, karena aku percaya semua keinginan
dan niat baik tidak akan bisa terjadi jika tanpa izin dari-Nya.. Jadi ku
pasrahkan semua pada-Nya..
Dan betul saja, Allah mengatur
semua proses dengan begitu INDAHnya.. Allah menjawab doa-doaku.. Rencana-Nya
tidak pernah bisa kutebak.. Aku yang awalnya sangat kecewa bahkan hampir putus
asa karena gagal melakukan perjalanan dengan para Nahkoda sebelumnya, kini
menjadi tidak bisa berkata apa-apa selain BERSYUKUR dan BERSYUKUR.
Bersyukur karena Janji Allah itu
lebih pasti, dan hanya Allah yang lebih tau mana yang terbaik untuk kita..
Bersyukur karena Allah telah
mengganti hati lamaku dengan hati yang baru dan kini aku selalu beranggapan
bahwa semua milik Allah, dan ketika itu harus diambil kembali, pasti akan
diganti dengan yg lebih baik.
“Akan
jadi MASA LALU..atau MASA DEPAN..cuma Allah juga yang tau”
Hanya itu yang bisa ku yakini dan
ku tulis dicerita ini, karena akan menjadi seperti apa dan berakhir seperti apa
aku pun belum tau.. Biarlah waktu yang menjawab.. yang pasti saat ini Sang
Nahkoda itu sedang berlayar seorang diri, mengikuti air yang mengalir tanpa
pendamping.. dia belum berlayar
bersamaku.. karena sekarang aku ditugaskan Sang Nahkoda itu hanya sebagai
pengingat agar dia tidak terlalu lama berlabuh. Aku hanya ditugaskan sebagai
penujuk arah agar Sang Nahkoda itu tidak tersesat dalam melabuhkan kapalnya.
“Diluar
tugas yang kamu berikan, dengan sangat tulus akan aku bantu kamu memperjelas
rambu-rambu petunjuknya, menemukan titik koordinatnya. Sehingga nanti kamu tak
salah disaat harus berbelok kemanapun dalam mengendalikan kapalmu.. Dan
Cukuplah Allah yang menjadi sebaik-baiknya penerang pelayaranmu agar berarah
dan tertuju kearahku.. #Asik-asik”
Cerita selanjutnya nanti yaaa..
“BERLAYAR BERSAMAMU SESI 2” jika Allah sudah mengizinkan aku berlayar bersama
Sang Nahkoda itu.. Kalau sekarang kan berlayarnya masih sendiri-sendiri..hhee
“Allah
tidak pernah memberi sesuatu terlambat ataupun terlalu awal, semuanya diberikan
sesuai dengan waktunya” via >>> pewski..