Wednesday, March 20, 2013

Terimakasih Masalalu...



“Berharap sama manusia itu ngga ada gunanya, hanya akan mendapat kecewa. Tapi kalau berharap sama Allah, kebahagiaan lahir batin pasti diberikan..”

Beberapa bulan terlewati sudah, setelah keputusanku hari itu untuk tidak mau berhubungan lagi dalam bentuk apapun denganmu. Awalnya memang sulit, merasa tidak sanggup, bahkan ingin menyerah dan memulai komunikasi lagi denganmu. Aku sadar itu semua terasa sulit karena 2 tahun lebih kita terbiasa saling komunikasi full time, tidak hanya via sms, bertemu pun hampir setiap hari kita lakukan meski hanya sekedar bercerita hal-hal yang tidak penting..

Maafkan aku karena menyakitkanmu dengan keputusan itu… 

Maafkan aku karena harus menghilang tiba-tiba..

Maafkan aku karena tidak bisa membantumu lagi dalam hal apapun…

Bukan..bukan karena saat itu aku sudah tidak ada rasa sayang padamu..

Bukan..bukan karena aku ingin memutuskan tali silaturahmi..

Bukan..bukan karena aku sudah tidak peduli lagi dengan tugas-tugas kuliahmu..

Sudah sadarkah kamu?
Sifat, kelakuanmu yang kasar dan aneh bukan saja membuatku ingin pergi, tapi semua itu membuatku enggan kembali dekat denganmu, kali ini aku ingin benar-benar menjauh darimu..

Tentu masih kau ingat saat tanganmu yang kuat itu dengan mudahnya memukul pipiku, hanya karena aku mencari tahu sedikit tentangmu lewat temanmu..

Tentu masih kau ingat saat tanganmu yang kuat itu memukul mataku dipinggir jalan, hanya karena aku tidak bisa jalan denganmu dihari jadi kita..

Tentu masih kau ingat setiap kali kau di buat marah oleh sesuatu hal yang juga membuatmu kesal, dan bahkan semua itu bukan disebabkan oleh ku tapi kau lampiaskan kata-kata kasar ini (Asu, Brengsek, Siluman, Babi, Bangsat) di depan wajahku…

Tentu juga masih kau ingat saat tanganmu yang kuat itu membanting dengan keras barang-barang kesayanganku hanya karena kau berfikir itu pemberian orang lain..

Hufffft…2 tahun menurutku sudah terlalu cukup untuk aku merasakan semua kekasaranmu itu..

Tidak hanya itu..

Pernahkah kau memikirkan perasaanku?
Disaat kau berulang kali membagi hatimu untuk orang lain..
Dekati si ini lalu berganti dekati si itu…
Dan memohon kembali kepadaku seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya..
Namun kau kembali lagi berpacaran dengan si ini dan juga si itu..
Begitu seterusnya…

Pernahkah kau mengerti sedikit saja pengorbananku?
Disaat aku harus mengerjakan semua tugas kuliahmu sedangkan kamu asyik diluar sana dengan wanita lain dengan alasan kerja setiap kali ku tanya..

Cukup..sangat cukup…aku sudah tidak bisa menerima itu semua dengan lapang dada..
Aku pun tidak mampu lagi memaksa otak ini untuk mengingat hal-hal selain itu, karena terlalu sakit rasanya…

Entah kenapa…

Aku tidak bisa seperti dirimu..
Yang selalu memohon-mohon untuk dimaafkan atas kekasaranmu itu, lalu dalam hitungan jam kamu berubah lagi menjadi lelaki yang lebih kasar, lalu meminta maaf lagi dan begitu seterusnya..

Aku tidak bisa seperti dirimu..
Yang berkelakuan baik dipagi hari, lalu berubah menjadi sangat tidak baik disore harinya..

Aku tidak bisa seperti dirimu..
Yang selalu memaksaku untuk melupakan hal-hal yang sudah lewat, seolah tidak pernah terjadi apa-apa…

Aku tidak bisa seperti dirimu..
Yang selalu meminta untuk memulai lagi dari NOL setiap kali aku ingin meninggalkanmu..
Ini sebuah perjalanan hidup,yang akan terus berjalan dan tak akan bisa diulang..ini bukan pom bensin yang harus dimulai dari NOL, bukan belajar berhitung yang harus dimulai dari NOL juga…

Aku tidak bisa seperti dirimu..
Yang dengan mudahnya mencintai dan menyayangi seseorang…

Aku tidak bisa seperti dirimu..
Yang dengan mudahnya meyakinkan pasangan barumu dengan  alasan “sudah putus” dengan yang sebelumnya…

Aku tidak bisa seperti dirimu..
Sangat tidak bisa seperti dirimu…

Hey lelaki di masalalu ku..

Bagaimana kabarmu sekarang??
Bagaimana kuliahmu, sudah selesai kah??
Bagaimana pekerjaanmu??
Berapa banyak wanita yang kau jadikan pacar sekarang?
Berapa banyak orangtua wanita yang sudah kau datangi dan kau yakinkan bahwa kau serius dengan putrinya??
Hmmm.. aku tetap berdoa agar semua yang baik-baik, Allah berikan untuk dirimu yaaa..

Hey lelaki di masalalu ku..

Mungkin disaat tanpa sengaja kita bertemu nanti, kamu akan terkaget-kaget dengan diriku..
Yaaa…aku akan membuatmu terkaget-kaget bahkan tak berkedip melihat semua perubahanku..
Aku bukan Tisya yang dulu lagi…
yang hanya bisa menangis dan menangis saat menerima perlakuan kasarmu...
Aku bukan Tisya yang dulu lagi..
yang mudah sekali kasihan dan lemah terhadap permohonan maafmu..
Aku bukan Tisya yang dulu lagi..
yang bisa kau suruh-suruh semaumu..
Aku bukan Tisya yang dulu lagi..
yang apa-apa harus memberi laporan padamu hanya karena takut "dikasari"
Aku lebih bisa tanpamu sekarang..
Aku merasa lebih bebas, lebih nyaman tanpa ada rasa dikekang..
Bahkan semua rasa yang pernah ku punya untukmu kini telah hilang..
Ku pastikan telah benar-benar hilang dan hanya meninggalkan banyak terimakasih untukmu…

Terimakasih..
Perjalanan 2 tahun denganmu memang kusadari sangatlah salah..namun karena kesalahan itu kini telah membawaku ke proses berubah yang jauh melesat lebih meningkat. Setelah aku memutuskan untuk berhijab, aku tidak mau lagi membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting.. aku ikuti beberapa seminar di tiap hari libur setiap minggunya, aku juga bergabung dengan salah satu komunitas Islam yang bisa menunjang pengetahuan agamaku..

Memang awalnya aku sengaja memenuhi aktifitasku hanya untuk benar-benar bisa lupa dan terbiasa tanpamu, namun setelah ku rasakan begitu banyak manfaatnya, niat itu terus ku perbaiki, niat itu terus ku luruskan “Hanya karena Allah dan mengharap Ridha Allah”.. Alhamdulillah setelah ku perbaiki niatnya karena Allah, untuk Allah dan hanya Allah, begitu banyak berkah kurasakan saat ini.. Ilmuku bertambah banyak, cara pandangan lebih luas, dan aku dipertemukan dengan orang-orang baru yang hebat, mereka mendukung sekali perubahanku.. kebiasaan jelekku telah banyak ku buang dan kuganti dengan kebiasaan yang lebih baik, Subhanallah… Allah begitu menyayangiku..

Terimakasih..
Karena perlakuan kasarmu membuatku belajar arti lemah lembut terhadap siapapun itu..

Terimakasih..
Karena pengkhianatanmu kini ku bisa belajar arti dari sebuah kesetiaan…

Terimakasih..
Karena semua kebohonganmu kini ku bisa belajar arti dari sebuah kejujuran..

Terimakasih…
Karena semua rasa sakit yang kau berikan padaku kini jadi pelajaran terpenting untuk hidupku..

Lepas darimu, membuatku bisa berkembang lebih pesat…

Melepaskanmu dengan ikhlas, memungkinkan Allah untuk mengirimkan orang yang jauh lebih baik darimu lebih cepat…

Cukuplah Allah yang menjadi sebaik-baiknya Pemberi balasan :D







7 comments:

  1. Tisya???
    Ini Tisya anaknya Syarif temen gue itu kan??
    Punya Blog lo??kereeeen

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapa ya panggil2? *pura-pura lupa*
      Waah parah, bawa2 nama bokap gue =.=
      iyaa dong punya blog..
      yang keren yg bikinin blog gue..hhee

      Delete
  2. Kayaknya gue tau ini cerita teruntuk siapa..
    Semoga lw dapet pengganti yg jauh lbh baik dari dia yaa nyun..
    Sabtu jalan-jalan yuk? lama tak berjumpa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhhaa..iyalah tau..
      lw kan pendengar setia gue yang dulu tiba-tiba menghilang..
      Amin..amin Ya Rabb :))
      Jalan kemana? main kerumah gue dong, nyokap nanyain tuh..

      Delete
  3. Dibuatin siapa blognya? kenapa ga minta bikinin gue? *cemburu*
    Dulu gue gak mampu nerima penolakan lo atas gue..
    makanya gue menghilang..
    Eh, skrg denger lo udah ngga sama BUAYA kasar itu, gue dateng lagi..
    Alhamdulillah, kesempatan..
    Iya Gak??Haaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jiaaah, masih aja suka ngeledek dgn hal yg sama..
      masa manusia lw bilang buaya sich?? ngga boleh..
      Alhamdulillah yang hilang sdh kembali..
      sering-sering mampir d'blog gue yaa :D

      Delete
    2. Kalau manusia ngga akan kayak gitu nyun..
      Pasti ngga cocoklah..
      Lw kan kelinci imut yang lemah lembut jd sm buaya??
      buaya ya sama buaya..
      Semoga kedatangan gue lagi dapat diterima.. *ngok

      Delete